bagaimana AGD analyzer bekerja

Gas darah adalah darah yang telah diambil dari arteri dan kemudian dianalisis untuk mengevaluasi fungsi sistem respirasi dan kardiovaskular seseorang. Alat yang digunakan untuk menganalisis gas darah disebut Analisis Gas Darah (AGD) Analyzer.



AGD Analyzer bekerja dengan cara mengukur konsentrasi gas darah terlarut, seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan bikarbonat (HCO3-), serta pH darah. Alat ini menggunakan elektroda khusus yang dicelupkan ke dalam sampel gas darah untuk mengukur konsentrasi gas terlarut. Setelah itu, hasil pengukuran dikonversi menjadi nilai pH, tekanan parsial oksigen (PaO2), tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2), dan konsentrasi bikarbonat (HCO3-).

Pengukuran pH dilakukan dengan elektroda khusus yang diimobilisasi dalam membran permeabel ion yang terendap di atas elektroda pH. Sampel gas darah ditempatkan di atas membran tersebut dan terlibat dalam reaksi kimia yang menghasilkan arus listrik, yang kemudian diukur oleh elektroda pH.

Pengukuran tekanan parsial gas dilakukan dengan elektroda khusus yang mengandung sensor berbasis membran atau sensor optik. Sensor ini menangkap gas dari sampel gas darah dan menghasilkan sinyal listrik atau cahaya yang diukur oleh elektroda CO2 atau elektroda oksigen.

AGD Analyzer juga menggunakan komponen perangkat lunak khusus yang digunakan untuk menghitung dan memproses hasil pengukuran gas darah. Alat ini dapat memberikan informasi penting tentang kondisi kesehatan pasien, seperti kadar oksigen dalam darah, kapasitas paru-paru, dan fungsi kardiovaskular.

Dalam praktiknya, AGD Analyzer digunakan oleh dokter, perawat, dan teknisi medis untuk membantu mendiagnosis dan mengelola kondisi medis tertentu, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gagal jantung.

Dalam hasil pemeriksaan AGD Analyzer, beberapa parameter yang biasanya diukur meliputi:

  1. Kadar oksigen (pO2): Kadar oksigen dalam darah menunjukkan seberapa efektif paru-paru memasok oksigen ke dalam darah. Normalnya, kadar pO2 seharusnya berkisar antara 75-100 mmHg (milimeter air raksa).

  2. Kadar karbon dioksida (pCO2): Kadar karbon dioksida dalam darah menunjukkan seberapa baik tubuh membuang karbon dioksida dari dalam darah. Normalnya, kadar pCO2 seharusnya berkisar antara 35-45 mmHg.

  3. pH darah: pH darah menunjukkan seberapa asam atau basa (alkaline) darah. Normalnya, pH darah seharusnya berkisar antara 7,35-7,45.

Hasil pemeriksaan AGD Analyzer dapat membantu dokter untuk memantau fungsi paru-paru dan sistem pernapasan, serta membantu dalam pengambilan keputusan terkait perawatan pasien, seperti penggunaan oksigen atau ventilasi mekanik.


Hasil Analisis Gas Darah (AGD) pada AGD analyzer dapat memberikan berbagai nilai seperti pH, PaCO2, PaO2, HCO3-, BE (base excess), dan SO2. Turunan dari hasil AGD ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus matematika yang sesuai dengan nilai yang diinginkan. Berikut ini adalah beberapa rumus turunan yang sering digunakan:

  1. Kebutuhan oksigen (oxygen requirement) = (PaO2 x Qs)/CI, di mana Qs adalah cardiac shunt dan CI adalah cardiac index.
  2. Kebutuhan ventilasi (ventilation requirement) = PaCO2 x CI x 863, di mana 863 adalah konstanta.
  3. H+ ion concentration (aktivitas ion hidrogen) = 24 x PaCO2/HCO3-.
  4. Defisit basa (base deficit) = BE x berat badan x 0,3.
  5. Kompensasi respiratorik parsial (partial respiratory compensation) = 1,5 x HCO3- + 8 ± 2.

Perlu diingat bahwa rumus-rumus ini hanya sebagai contoh, dan terdapat berbagai rumus lain yang dapat digunakan tergantung pada kebutuhan atau tujuan analisis. Penting untuk memahami dan menginterpretasi hasil AGD dengan benar untuk memastikan diagnosis dan tindakan yang tepat dilakukan.


Semoga Bermanfaat........>>>By Abdisr Blogger

Posting Komentar untuk "bagaimana AGD analyzer bekerja"