Chemistry Analyzer adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menganalisis sampel darah atau urin, serta cairan tubuh lainnya, seperti cairan serebrospinal, cairan ascites, dan cairan pleural. Alat ini digunakan untuk mengukur konsentrasi berbagai senyawa kimia dalam sampel, seperti elektrolit, enzim, protein, dan hormon.
Berikut adalah langkah-langkah kerja dari Chemistry Analyzer:
- Persiapan sampel
Sampel darah atau cairan tubuh lainnya diambil dari pasien dan dimasukkan ke dalam tabung atau wadah khusus. Sampel ini kemudian diinkubasi atau diaduk dengan bahan kimia tertentu, seperti reagen, yang dapat memisahkan atau mengikat senyawa yang ingin diukur.
- Pengukuran absorbansi
Sampel yang telah dicampur dengan bahan kimia dihitung absorbansinya. Absorbansi adalah ukuran seberapa banyak cahaya yang diserap oleh senyawa dalam sampel. Ini dapat memberikan informasi tentang konsentrasi senyawa yang ingin diukur. Dalam beberapa alat, cahaya akan melewati sampel dan detektor akan mengukur intensitas cahaya yang keluar dari sampel.
- Pembandingan dengan standar
Hasil absorbansi kemudian dibandingkan dengan standar. Standar adalah sampel dengan konsentrasi yang diketahui. Hal ini diperlukan agar hasil pengukuran dapat diinterpretasikan dengan benar.
- Penghitungan konsentrasi senyawa
Setelah sampel dibandingkan dengan standar, konsentrasi senyawa yang ingin diukur dapat dihitung. Ini dilakukan dengan menggunakan rumus matematika yang sesuai, seperti hukum Lambert-Beer, yang menghubungkan absorbansi dengan konsentrasi senyawa.
- Pemrosesan hasil
Setelah konsentrasi senyawa dihitung, hasil pengukuran akan diproses oleh komputer. Komputer akan menghasilkan laporan yang berisi hasil pengukuran dan interpretasi, seperti apakah nilai hasil pengukuran tersebut normal atau tidak, serta memberikan rekomendasi tindakan medis yang diperlukan.
- Pengendalian kualitas
Pada akhirnya, sebelum hasil akhir dikeluarkan, perlu dilakukan pengendalian kualitas untuk memastikan keakuratan dan ketepatan hasil pengukuran. Hal ini dilakukan dengan mengukur standar dan kontrol yang terkandung dalam setiap batch tes.
CHOL (Cholesterol)
Cholesterol adalah senyawa lemak yang ditemukan di dalam darah. Pemeriksaan kadar kolesterol digunakan untuk menentukan risiko seseorang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan ini juga dapat membantu mengidentifikasi penyebab kadar kolesterol tinggi, misalnya karena pola makan yang tidak sehat atau faktor genetik.
Range normal:
LDL (kolesterol jahat): di bawah 100 mg/dL
HDL (kolesterol baik): di atas 40 mg/dL untuk pria dan 50 mg/dL untuk wanita
Trigliserida: di bawah 150 mg/dL
TG (Trigliserida)
Trigliserida adalah jenis lemak yang disimpan dalam tubuh dan digunakan sebagai sumber energi. Pemeriksaan kadar trigliserida dapat membantu menilai risiko seseorang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Range normal: di bawah 150 mg/dL
GLUC (Glukosa)
Glukosa adalah jenis gula yang merupakan sumber energi utama bagi sel-sel dalam tubuh. Pemeriksaan kadar glukosa darah digunakan untuk mendeteksi diabetes dan memantau pengobatan diabetes.
Range normal: Puasa: 70-100 mg/dL
2 jam setelah makan: di bawah 140 mg/dL
URIC ACID (Asam urat)
Asam urat adalah produk sampingan metabolisme purin yang biasanya dikeluarkan melalui ginjal. Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan kondisi yang disebut asam urat, yang dapat menyebabkan nyeri sendi dan kerusakan pada ginjal.
Range normal:
Pria: 3.4-7.2 mg/dL
Wanita: 2.4-6.0 mg/dL
SGOT dan SGPT
SGOT (aspartat aminotransferase) dan SGPT (alanin aminotransferase) adalah enzim yang biasanya ditemukan di dalam hati. Pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT dapat membantu menilai kesehatan hati.
Range normal:
SGOT: 5-40 U/L
SGPT: 7-56 U/L
UREUM
Ureum adalah produk sampingan metabolisme protein yang biasanya dikeluarkan melalui ginjal. Pemeriksaan kadar ureum darah dapat membantu menilai fungsi ginjal.
Range normal: 7-20 mg/dL
CREATININE
Creatinine adalah pemeriksaan untuk mengukur kadar kreatinin dalam darah. Kreatinin dibentuk dari pemecahan fosfat kreatin dalam otot dan dikeluarkan melalui ginjal.
Rentang normal untuk kreatinin adalah
0.7-1.3 mg/dL pada pria
0.6-1.1 mg/dL pada wanita.
HDL (High-Density Lipoprotein)
HDL adalah jenis lipoprotein yang bertanggung jawab untuk mengangkut kolesterol dari arteri kembali ke hati untuk diolah dan diekskresikan. Kadar HDL yang tinggi dalam darah umumnya dianggap sebagai faktor protektif terhadap penyakit kardiovaskular, karena HDL membantu menghilangkan kolesterol berlebih dari arteri.
Range normal kadar HDL dalam darah bervariasi tergantung pada jenis kelamin seseorang. Pada pria, range normal kadar HDL dalam darah biasanya antara 40 hingga 50 mg/dL atau lebih tinggi, sedangkan pada wanita, range normalnya biasanya antara 50 hingga 60 mg/dL atau lebih tinggi
LDL (Low-Density Lipoprotein)
LDL adalah jenis lipoprotein yang membawa kolesterol dari hati ke jaringan tubuh. LDL sering disebut sebagai "kolesterol jahat", karena kadar LDL yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular.
Range normal kadar LDL dalam darah bervariasi tergantung pada faktor risiko individu seseorang untuk penyakit kardiovaskular, seperti usia, jenis kelamin, tekanan darah, dan riwayat penyakit kardiovaskular. Secara umum, kadar LDL yang kurang dari 100 mg/dL dianggap baik untuk kesehatan jantung, sedangkan kadar LDL yang lebih tinggi dari 130 mg/dL dianggap buruk. Namun, dokter biasanya akan menilai risiko kardiovaskular seseorang secara keseluruhan untuk menentukan target LDL yang ideal.
Total Protein (TP)
Total protein adalah ukuran konsentrasi total protein dalam serum darah. Total protein yang rendah dapat menunjukkan masalah ginjal atau masalah hati, sedangkan total protein yang tinggi dapat menunjukkan dehidrasi atau kondisi seperti mieloma.
Albumin (ALB)
Albumin adalah jenis protein yang paling umum ditemukan dalam darah dan berfungsi sebagai pengangkut zat seperti hormon, vitamin, dan obat-obatan ke seluruh tubuh. Albumin yang rendah dapat menunjukkan masalah hati atau ginjal, sedangkan albumin yang tinggi dapat menunjukkan dehidrasi atau kondisi inflamasi.
Rentang normal: 3.4-5.4 g/dL
Lactate Dehydrogenase (LDH)
LDH adalah enzim yang terdapat dalam sel-sel tubuh dan terlepas ke dalam darah ketika sel-sel tersebut rusak atau mati. Peningkatan kadar LDH dapat menunjukkan kerusakan sel atau jaringan dalam tubuh.
Rentang normal: 125-220 U/L
Cholinesterase (CHE)
Cholinesterase adalah enzim yang terdapat dalam darah dan berfungsi untuk memecah asetilkolin, suatu zat kimia penting dalam sistem saraf. Peningkatan kadar CHE dapat menunjukkan kerusakan hati atau masalah lain dalam tubuh.
Rentang normal: 5,000-12,500 U/L
Bilirubin Total (TBIL) dan Bilirubin Direct (DBIL)
Bilirubin adalah zat yang terbentuk saat sel-sel darah merah tua dipecah. Bilirubin terikat pada protein dan diekskresikan dari tubuh melalui urin dan feses. Jika terdapat peningkatan bilirubin, hal ini dapat menunjukkan masalah hati atau masalah lain dalam tubuh.
Rentang normal Bilirubin Total: 0.3-1.2 mg/dL
Rentang normal Bilirubin Direct: 0.0-0.4 mg/dL
Blood Urea Nitrogen (BUN)
BUN adalah suatu tes yang mengevaluasi seberapa baik ginjal mengeluarkan urea dari darah. Peningkatan kadar BUN dapat menunjukkan masalah ginjal atau masalah hati.
Rentang normal: 8-21 mg/dL
Perlu diingat bahwa rentang normal setiap pemeriksaan dapat bervariasi tergantung pada metode pengukuran dan laboratorium yang melakukan pemeriksaan. Oleh karena itu, disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terlatih untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kimia dan memperoleh informasi lebih lanjut.
Demikianlah penjelasan mengenai cara kerja Chemistry Analyzer secara detail. Dalam penggunaannya, perlu diperhatikan bahwa hasil pengukuran juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pengambilan sampel, pengolahan sampel, dan penyimpanan sampel, sehingga hasil yang dikeluarkan oleh alat ini perlu dievaluasi oleh dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
Posting Komentar untuk "bagaimana Chemistry Analyzer Bekerja"
pengunjung yang baik selalu berkomentar
link aktif ane hapus