Bekal tidak harus nasi Yang penting praktis dan bergizi

Banyak orang malas membawa bekal karena menganggap repot dan lama saat menyiapkannya. Padahal, membawa bekal tidak seharusnya merepotkan. Apa saja bisa menjadi  santapan praktis untuk dibawa sebagai bekal asal kita jeli dan kreatif dalam mengolah bahan masakan.
Menurut Kepala Pusat Pomkes Kementrian Kesehatan RI, dr. Lily Sulistyowati, setiap jenis makanan sebenarnya bisa dijadikan bekal. "Bekal tidak harus nasi. Yang penting praktis dan bergizi," katanya saat pencanangan Hari Bawa Bekal Nasional (HBBN) yang digagas Kementrian Kesehatan RI dan Tupperware di Jakarta, Jumat (12/4).


Untuk masyarakat perkotaan setangkup roti lapis dan susu kemasan mungkin lebih cocok sebagai bekal menu sarapan. Sementara, bagi orang yang tidak terbiasa makan roti, bisa menggantinya dengan mi, buah, sayur, makaroni, jagung, atau umbi-umbian lainnya.  "Kalau lebih suka nasi untuk sarapan tidak masalah.  Asal tidak merepotkan dan sesuai menu sehat," kata Lily.

Ditambahkan Prof. Hardinsyah, menu sarapan bisa apa saja asalkan memenuhi unsur karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral sehingga bergizi seimbang. Bagaimanapun juga selera orang terhadap makanan pasti berbeda. Jadi, tidak ada salahnya bila kita mengganti beberapa bahan atau cara pengolahan sesuai dengan keinginan.
Menu sarapan memenuhi 30 persen dari total asupan kalori setiap harinya. Sarapan bisa menjadi sumber energi bagi tubuh setelah "berpuasa" selama 6-8 jam selama tidur. asupan ini akan membantu konsentrasi selama beraktivitas.

Semoga Bermanfaat.......>>>By Abdisr Blogger
thanks to : www.kompas.com

Posting Komentar untuk "Bekal tidak harus nasi Yang penting praktis dan bergizi"